Rabu, 22 Mei 2013
Senin, 13 Mei 2013
09.27.00 by ISTANA_MULIANo comments
"MENCIPTAKAN SUASANA BELAJAR YANG
MENYENANGKAN"
Oleh : Juhaeriyah Guru SMP IT Istana Mulia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dapatkah Anda membayangkan, apa yang terjadi jika tak tercipta suasana
menyenangkan dalam proses belajar mengajar? Ya, siswa akan bosan dan tujuan
dari penanaman ilmu oleh pengajar tak akan tercapai. Bagaimana menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan? Dalam makalah ini, penulis akan mencoba
membahas beberapa tips sebagai panduan untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan demi terciptanya keberhasilan proses belajar-mengajar dan
tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana
menciptakan suasana belajar di kelas yang menyenangkan?
2. Bagaimana
menciptakan lingkungan kelas yang menarik?
3. Bagaimana meningkatkan semangat belajar siswa?
4. Apa
syarat-syarat menciptakan suasana belajar yang baik?
6. Apa peran
guru dan orang tua dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan?
7. Faktor-faktor
apakah yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar-mengajar?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membantu kita dalam memahami:
1. Cara-cara
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di kelas.
2. Cara-cara
menciptakan lingkungan kelas yang menarik.
3. Cara meningkatkan semangat siswa dalam belajar.
4. Syarat-syarat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
5. Menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan di luar kelas.
6. Peran guru
dan orang tua dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
7. Faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar-mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menciptakan
Suasana Belajar di Kelas Yang Menyenangkan
Salah satu hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah menyertakan partisipasi siswa di dalam kelas. Selain untuk membangun komunikasi dengan siswa, pengajar juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi para siswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi siswa akan merasa canggung berbicara dengan guru dan komunikasi tidak akan berjalan baik. Akibatnya, pengajar juga akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan siswa. Beberapa tips yang dapat menjadi panduan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan:
1. Ciptakan iklim yang nyaman buat anak didik Anda
Iklim yang nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik sesama guru
maupun antar siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk mengajukan
pertanyaan, sehingga komunikasi antara pendidik dan anak didik dapat terbangun.
Sebagai pengajar, Anda dapat menjelaskan kepada siswa bahwa tidak akan ada
siswa lain yang akan mengejek ketika ia bertanya. Beri motivasi kepada siswa
bahwa dengan bertanya, akan memudahkannya untuk lebih mengetahui tentang
sesuatu hal daripada hanya diam mendengarkan.
2. Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh
siswa Anda.
Jika siswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan
memperhatikannya. Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri
siswa karena ia merasa diperhatikan. Seringkali siswa merasa kurang percaya
diri sehingga enggan untuk memberikan kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas
Anda sebagai pengajar, membangun kepercayaan diri siswa dengan menunjukkan
perhatian-perhatian saat siswa merasa sedang ingin didengarkan.
3. Jangan ragu memberikan pujian kepada siswa
Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh
anak didik Anda. Misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus"
,atau "Pertanyaan kamu bagus, itu tidak pernah saya pikirkan sebelumnya”.
4. Beri pertanyaan yang mudah dijawab
Jika hal di atas belum juga berhasil untuk mengajak siswa memberikan komentar atau pertanyaan, giliran Anda untuk mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat anak didik Anda tidak lagi bungkam di dalam kelas. Pastikan pertanyaan Anda mampu dijawab oleh siswa, sehingga saat menjawab secara tidak langsung melatih siswa untuk berbicara.
Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah berkomentar. Hal ini akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan.
5. Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai
Minta agar para siswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda tanyakan.
Sehingga, ia akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan
para siswa tidak merespon, ubah format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan
jawaban "ya" atau "tidak".
6. Controlling
Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah
untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang biasanya berpartisipasi dalam
kelas. Jika Anda menemukan beberapa siswa yang tingkat partisipasinya dalam
kelas sangat kurang, maka ajak ia berkomunikasi secaraa pribadi. Mungkin dengan
begitu ia akan merasa percaya diri. Selain itu, jika yang Anda temukan hanyalah
permasalahan kurang percaya yang menjadikannya diam selama kelas berlangsung,
maka tugas Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas yang bisa membantunya untuk
berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato dalam kelas.
Selain itu,
keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan
keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan
lebih santai dan siswa akan lebih mudah menangkap pelajaran. Siswa tidak akan
merasa sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti karena salah satu jalan
membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara bertanya. Mengajar kelompok
kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang
lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan
peserta didik yang lain. Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu
diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang
disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik. Penguasaan terhadap
semua ketrampilan mengajar di atas harus utuh dan terintegrasi, sehingga
diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro.
Seluruh sekolah yang bertaraf nasional dan
internasional, jumlah siswa dibatasi dalam setiap kelas maksimal 32 siswa. Hal
ini ditetapkan agar guru bisa lebih mudah memberikan pelajaran dengan baik dan
siswa juga akan mudah menangkap yang nantinya akan mendapatkan hasil yang baik
pula. Selain itu juga bagian sarana dan prasarana disekolah akan lebih mudah
menyediakan alat praktikum sesuai dengan jumlah siswa seperti komputer, alat
praktik IPA, peralatan olahraga, labor bahasa dan lain-lain. Dan juga guru
menyampaikan materi pembelajaran dikelas dengan menggunakan alat multimedia.
Bagi guru yang kreatif mereka membuat animasi karikatur dalam pembelajaran
sehingga siswa tidak merasa jenuh. Bagian kurikulum juga harus memikirkan bagaimana agar siswa
juga dapat menerima pembelajaran dengan baik dengan cara menyusun jadwal
pelajaran dengan rapi. Dalam satu hari siswa jangan diberikan pelajaran yang
berumus, harus diselingi dengan mata pelajaran yang lainnya.
B. Menciptakan Lingkungan Kelas yang Menarik
Suasana belajar adalah faktor penentu keberhasilan mencapai sasaran belajar. Prinsip
belajar orang dewasa dan anak-anak pada hakekatnya sama yaitu melalui
penjelajahan (eksplorasi) dan suasana hati gembira (fun). Seorang guru idealnya
kreatif mendesain lingkungan belajar agar tercipta suasana yang menyenangkan
atau dalam istilah Gordon Dryden disebut orkestrasi lingkungan belajar. Lalu
apa yang perlu disiapkan?
Pertama, desainlah ruang kelas yang
dengan hal-hal yang membuat suasana hati ceria. Misalnya menambah gambar-gambar
di dinding kelas sesuai tema pelajaran, bunga, ruangan yang bersih, aneka
hiasan warna-warni dan tata letak meja dan kursi dan pencahayaan ruangan yang
memadahi. Mengapa ini penting? Sebab penyerapan informasi dari proses belajar
banyak berlangsung dalam pikiran bawah sadar. Siswa menyerap materi pelajaran
tanpa memikirkannya secara sadar. Oleh karenanya pikiran bawah sadar harus
dirangsang sedemikian rupa agar responsif.
Kedua, Bila perlu ciptakan suasana
kelas yang mirip pesta, ada balon, lampion, dan hiasan-hiasan dinding.
Ketiga, siapkan musik pengiring
ketika presentasi atau ketika siswa mengerjakan tugas-tugas yang sebelumnya
telah direncanakan. Akan lebih baik jika memakai musik klasik yang
direkomendasikan oleh Dr Lazanov. (Mozart, vivaldi, Bethoven).
Keempat, seluruh atmosfer kelas harus
benar-benar bersahabat, tidak ada tekanan, apalagi ancaman.
Stocwell (seorang pelatih pendidikan terkemuka di Eropa) menjelaskan bahwa
poster berwarna di dinding yang didesain dengan baik sangatlah penting karena
merangsang periferal otak. Kehadirannya yang konstan di ruang kelas
menyampaikan isinya di memori otak walaupun tidak disadari oleh anak. Stocwell
juga menjelaskan tentang psikologi warna. Merah adalah warna peringatan, biru
melambangkan kesejukan, kuning warna kecerdasan, hijau dan coklat mempunyai
efek menentramkan, hangat dan ramah. Poster yang baik dapat membuat kesan di
memori jangka panjang, menciptakan gambaran memori yang dapat dipanggil kembali
jika dibutuhkan, walaupun tidak pernah dipelajari secara sadar.
C. Langkah
Inovatif untuk Meningkatkan Semangat Belajar Siswa
Sering kita temukan di lapangan bahwa kondisi persekolahan kita, dikelola
apa adanya dan ala kadarnya. Terutama hal yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan lingkungan sekolah dan keadaan ruangan kelas. Seperti terlihat
pada kondisi ruang kelas yang ditata monoton dan konvensional, dengan tampilan
apa adanya seperti tampak pada pengecatan dinding sekolah atau pun ruangan
kelas yang kebanyakan dicat dengan warna putih polos, kuning polos, dan
warna–warna lain yang serba polos. Ini sudah lumayan bagus, artinya kondisi
kelas yang demikian sudah terlihat bersih.
Gambar–gambar yang dapat menciptakan nuansa keindahan dan nuansa lain dari
suatu kegiatan dan kebiasaan yang bersifat konvensional jarang kita temukan.
Memang kita sadari bahwa eksistensi persekolahan di negara kita tercinta ini
cukup bervariasi, mulai dari yang tidak layak pakai mungkin karena dinding mau
roboh, genteng yang mau berjatuhan, plafon banyak yang jebol, dan siap untuk
berjatuhan dan berbagai kondisi lain yang sangat memprihatinkan. Kita berharap
kondisi yang sedemikian parah semacam ini segera dibenahi dan ditangani. Karena
bagaimana bisa kita menciptakan suatu lingkungan yang indah kalau kondisinya
saja sangat memprihatinkan.
Namun tidak
berarti bahwa komunitas yang ada pada sekolah yang ada pada kondisi yang
demikian menjadikan guru dan warga sekolahnya menjadi kehilangan kreatifitas
untuk menciptakan hal–hal yang inovatif demi terciptanya lingkungan belajar
yang indah, asri dan elok dipandang mata sehingga pada akhirnya tercipta
suasana yang menyenangkan. Bab ini mengacu pada adanya suatu inovasi, yaitu
bagaimana mengoptimalkan kondisi kelas (classical conditioning) dan
penciptaan lingkungan sekolah agar dapat dipakai dan dimanfaatkan, dan
dioptimalkan sehingga merupakan bagian yang tidak terpisahkan atau merupakan
bagian yang integral dengan kegiatan pembelajaran. Artinya ruangan kelas jangan
hanya menjadi dinding pembatas yang membatasi siswa di ruang kelas pada satu
sisi, dengan lingkungan di luar kelas pada sisi lain. Demikian pula dengan
lingkungan sekitar sekolah, terutama dinding–dinding sekolah jangan hanya
menjadi benda mati yang menjadi dinding pemisah antara lokal yang satu dengan
lokal yang lain, atau menjadi pembatas antara lingkungan sekolah sendiri dengan
lingkungan luar sekolah.
Langkah
inovatif yang dapat dilakukan adalah bagaimana eksistensi dinding–dinding kelas
yang pada dasarnya benda mati tersebut menjadi bermakna dan berbicara terhadap
siswa pada khususnya dan bagi seluruh warga sekolah pada umumnya. Yang menjadi
pertanyaan adalah bagaimana menciptakan dinding–dinding sekolah dan
ruang–ruang kelas yang mati ini menjadi lebih hidup, menjadi bermakna, dan pada
akhirnya dapat meningkatkan semangat belajar siswa?
Jawaban dari pertanyaan di atas tidak lain adalah diperlukan suatu langkah
kreatifitas dari seorang guru, dan hal ini tentunya merupakan suatu langkah
inovatif yang pada kenyataannya akan berbeda dengan kondisi realita dan
mayoritas yang ada di lapangan saat ini. Pada kebanyakan orang dan pada
kebanyakan guru bisa saja hal ini dianggap kegiatan yang mengada–ada. Namun
justru di sinilah letak nilai inovatif itu sendiri muncul, sebab kegiatan yang
bersiafat inovatif akan dirasakan hal yang asing oleh orang lain, sebab hal
semacam itu sebelumnya jarang atau bahkan mungkin belum ada.
Pertanyaan yang mungkin timbul yaitu bagaimana, dan kreatifitas semacam apa
yang dapat membedakan kondisi ruang kelas dan kondisi lingkungan sekolah
konvensional dengan kondisi ruang kelas dan lingungan sekolah yang disentuh
dengan nuansa kreatifitas sehingga memiliki nuansa estetis dan bermakna bagi
siswa? Kegiatan ini merupakan suatu keniscayaan untuk dilakukan oleh guru di
lapangan, yaitu dengan memberikan sentuhan–sentuhan seni pada dinding–dinding
ruang kelas, gedung, dan pagar sekolah. Sentuhan seni itu berupa penuangan
warna-warna ceria, serasi dan kolaborasi beberapa warna pada dinding kelas atau
pun dinding sekolah. Tidak hanya sampai di sini di samping pemaduan beberapa warna
ceria yang relevan dengan dunia anak, kita juga harus mengisi ruang–ruang yang
kosong dari dinding tersebut, dengan lukisan yang sengaja dibuat oleh guru,
bersifat monumental dan bernilai estetis. Di samping itu dapat dipadukan
gambar-gambar yang bervariasi dan relevan dengan pembelajaran. Relevan dengan
pembelajaran maksudnya gambar yang dituangkan merupakan upaya untuk mendekatkan
anak dengan materi pelajaran yang dipelajari pada kelas tertentu, misalnya pada
pelajaran Matematika, ada meteri-materi tertentu
yang bisa berupa sajian gambar yang menarik siswa bila dituankan pada dinding
sekolah, seperti : gambar pohon faktor, Kubus, Balok, Trapesium, lingkaran, dan lain–lain.
Demikian juga seperti materi pelajaran IPS seperti gambar tipe –tipe hewan:
Asiatis , Peralihan, Australis, dan gambar bendera dan lambang ASEAN, merupakan
gambar yang sangat menarik bagi siswa. Apabila materi semacam ini disajikan
berupa lukisan atau gambar yang menarik pada dinding sekolah, materi tersebut
pada akhirnya bukan merupakan hal yang asing bagi siswa. Sebab setiap hari dan
setiap saat siswa dapat mengamati dan melihatnya. Hal itu dimaksudkan supaya
dinding sekolah dan ruang kelas menjadi suatu yang integral dengan kegiatan
pembelajaran bernuansa estetis dan menyenangkan. Lukisan yang tertuang harus
menciptakan nuansa dan nilai keindahan artinya bila kita memandang lukisan itu
dapat tercipta suasana batin yang damai, menyejukkan kalbu. Kondisi semacam ini
akan memiliki dampak psikologis yang sangat dalam bagi penikmat lukisan
tersebut khususnya siswa, yaitu dapat memberikan nuansa rekreatif yang dapat
menciptakan suasana relaksasi bagi otot–otot syaraf yang tegang stress dan
semacamnya. Hanya saja hal yang harus diperhatikan yaitu tata letak dan
penempatan dari lukisan itu sendiri. Lukisan hendaknya ditata sedemikian rupa
sehingga eksistensinya tidak memecahkan konsentrasi siswa pada saat menerima
pembelajaran.
Hal semacam ini memang berbeda dan dapat menghapus cara–cara lama dalam
memanfaatkan ruangan kelas pada khususnya dan lingkungan sekitar agar lebih
bermakna dan menyenangkan bagi siswa untuk tetap berada di dalamnya. Sehingga
dengan kondisi kelas yang semacam ini siswa dan guru atau siapa saja yang masuk
ke kelas ini beranggapan dan merasa bahwa kelasku adalah istanaku, atau
dia beranggapan bahwa sekolahku adalah sorgaku. Penciptaan ruang kelas
dan lingkungan sekolah yang sedemikian rupa memang memerlukan kerja ekstra,
sebab tidak semua guru dapat melukis. Apabila hal itu terjadi tentu perlu
mengundang orang yang pandai melukis. Upaya–upaya seperti yang telah dipaparkan
oleh penulis tidak lain adalah suatu kiat agar siswa tidak bosan di sekolah,
siswa lebih bergairah dalam pembelajaran yang pada akhirnya tentunya
tercapainya prestasi siswa yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
D. Syarat-syarat Menciptakan Suasana Belajar yang Baik
Ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi bila mana kita ingin menciptakan suasana belajar
yang baik. Yang dimaksud dengan suasana belajar yang baik adalah suasana dimana
proses belajar dapat berjalan sebaik mungkin. Syarat - syarat itu adalah
seperti berikut :
- Murid harus mengalami kemajuan
- Murid harus menghargai pelajaran yang disajikan
- pengajar harus memperoleh kepuasan karenanya
Bila ketiga hal tersebut diatas sudah dapat terpenuhi maka satu syarat
terpenting untuk proses belajar dapat dipenuhi juga. Dengan suasana yang baik
pengajar akan merasa senang dan akan berusaha menyajikan pelajaran sebaik - baiknya.
Di lain pihak murid pun akan merasa puas dan mempunyai motivasi untuk
menghayati serta memikirkan secara kritis hal yang diuraikan oleh
pengajar.tetapi jika suasana
belajar tidak baik, maka proses belajar mengajar pun tidak akan memperoleh
hasil yang terbaik. Jangan pernah percaya bahwa mengajar itu adalah seni yang
tidak dapat dipelajari. Siapa saja yang berminat akan dapat untuk
mempelajarinya. Keterampilan - keterampilan tersebut dapat disamakan dengan
keterampilan mengetik, menulis atau mengendarai mobil. Tujuan terpenting dari
kegiatan mengajar adalah penyampaian ilmu.
E. Belajar Menyenangkan di Luar Kelas
Salah satu kendala dalam pembelajaran adalah rasa bosan. Entah itu terjadi
pada siswa atau guru. Ketika rasa bosan sudah mempengaruhi proses belajar
mengajar, ada beberapa hal yang dilakukan siswa. Misalnya :
- Ngobrol dengan teman sebangku via memo. Seolah-olah siswa tersebut mencatat hal penting yang disampaikan guru. Pada kenyataannya mereka sedang asik berbincang tentang hal yang lebih menarik (musik, film, gossip, bahkan tak jarang membicarakan guru yang sedang mengajar).
- Menggambar. Hal kedua yang sering dilakukan siswa ketika bosan dengan suasana belajar yang itu-itu saja.
- SMSan, FB-an, dll.
Tentunya sangat tidak menyenangkan jika seorang guru mengetahui anak
didiknya berperilaku seperti itu. Dalam hati sudah merasa bahwa upaya
menyampaikan pelajaran sudah maksimal. Namun kenyataannya masih ada pula siswa
yang merasa bosan. Dalam hal ini jangan menyalahkan siswa saja. Guru pun harus
intropeksi diri, sudah tepatkah cara saya dalam menyampaikan pelajaran.
Toleransi akan kondisi siswa sangat dibutuhkan ketika rasa bosan sudah melanda.
Salah satu cara mengatasi hal ini adalah belajar di luar kelas. Semua cara
harus tepat guna. Usahakan ketika pembelajaran dilakukan di luar kelas, materi
yang akan disampaikan bukanlah materi yang membutuhkan konsentrasi penuh.
Contohnya dalam pembelajaran Matematika. Materi penjumlahan sangat bagus diajarkan di luar kelas. Menciptakan suasana belajar di luar
kelas tidak lah sulit.
- Pilih materi yang ringan, yang bisa diselingi dengan permainan dan candaan.
- Pilih waktu dan suasana yang mendukung. Misalnya pada jam terakhir dan langit sedang tidak mendung.
- Bagi siswa dalam kelompok=kelompok kecil supaya lebih terkondisikan.
- Mulai proses pembelajaran dengan berbagi ide dengan siswa.
Perlu diketahui tidak semua materi pelajaran dapat dibawa ke luar kelas.
Jadi sesuaikan dengan situasi dan kondisi. Baik itu kondisi cuaca, materi,
siswa, dan guru.
F. Peran Guru dan Orang Tua dalam Menciptakan suasana Belajar yang
Menyenangkan
Rasa senang dalam belajar adalah masalah suasana hati. Ini diperoleh melalui
perlakukan guru dan orang tua melalui dorongan dan motivasi mereka. Sebenarnya
yang diperlukan oleh siswa dalam belajar adalah rasa percaya diri. Maka tugas
orang tua dan guru tentu saja menumbuhkan rasa percaya diri mereka.. Dari
pengalaman hidup, kita sering menemukan begitu banyak anak yang ragu-ragu atas
apa yang mereka pelajari, sehingga mereka perlu didorong dan diberi semangat
lewat kata – kata dan perlakuan.
Jika anak merasa kurang percaya diri, maka anak perlu dibantu. Coba
menemukan hal hal positif pada dirinya dan pujilah dia agar rasa percaya
dirinya bisa datang. Komentar -komentar positif dapat membangkitkan percaya
diri mereka. Orang belajar memang tergantung pada faktor fisik (suasana
lingkungan), faktor emosional (suasana hati) dan faktor sosiologi atau
lingkungan teman, guru, orang tua dan budaya sekitar. Rasa senang dalam belajar
dapat tercipta jika terjalin keakraban antara guru dan siswa. Keakraban antara
guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini
terjalin suasana belajar akan lebih santai, lebih bisa mengungkapkan idenya
sehingga lebih kreatif, anak akan lebih termotivasi ikut belajar sehingga siswa
akan lebih mudah menangkap pelajaran. Anak tidak akan merasa sungkan bertanya
jika mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti
adalah dengan cara bertanya.
Menciptakan suasana akrab dengan siswa bukanlah hal yang sulit. Guru perlu
menciptakan suasana bahwa pada saat belajar, guru dan siswa sedang belajar.
Bahwa pada saat itu mereka juga didengar ide, pendapat dan kreatifitasnya, guru
akan menjadi pengarah dan fasilitator mereka dalam belajar. Dan guru perlu
bersikap adil terhadap siapapun, artinya siswa perlu diperhatikan sesuai
porsinya. Misalnya anak yang pintar perlu diarahkan untuk lebih memperhatikan
temannya yang kurang pintar. Anak yang nakal perlu diaktifkan untuk lebih
berperan dalam proses belajar misalnya dengan menunjuk anak tersebut untuk
membantu menertibkan teman – temannya. Guru menegur dan marah juga harus pada tempatnya
dan ada alasannya. Dan salah satu cara untuk menciptakan suasana akrab dengan
anak adalah berusaha untuk mengenal mereka satu persatu.
Senyum guru juga merupakan salah satu penyemangat belajar bagi siswa. Cukup
banyak ruang kelas proses belajar mengajarnya kurang dihiasi oleh senyum
tulus guru. Kecuali senyum jengkel yang akan membuat kelas dan sekolah
kehilangan rasa senang. Apa lagi kalau sekolah/ kelas juga selalu diguyur oleh
tindakan menekan, tindakan mengancam dan tindakan meremehkan pribadi
siswa, dimana pada akhirnya siswa menjadi malas, masa bodoh dan tidak punya
kreativitas sama sekali. Guru yang cuma mengejar target kurikulum, sekedar
tugas mengajar, dan mengabaikan perasaan anak didik akan membuat guru tersebut
(juga mata pelajarannya) menjadi sangat tidak menarik, kreatifitas anak didik
akan tidak berkembang.
Lingkungan belajar melibatkan orang-orang, perilaku, gagasan, dan suasana
hati. Untuk memaksimalkan dorongan alamiah dalam diri anak, lingkungan
belajarnya harus memenuhi beberapa persyaratan. Anak membutuhkan lingkungan
yang menanggapi perilakunya. Lebih cepat dan lebih konsisten tanggapan yang
diberikan kepadanya, maka lebih cepat ia akan belajar. Persyaratan utama yang
lain adalah kebebasan. Anak merasa tidak aman bila tidak ada batasannya. Dengan
memberikan batasan tertentu, anak cukup leluasa untuk menyelidiki. Untuk
menumbuhkan semangat kemandirian pada anak anda dan kemampuan untuk mengambil
inisiatif, berikan dia kesempatan untuk memilih apa yang anda berdua ingin
lakukan atau pelajari.
Anak anda juga memerlukan lingkungan yang dapat membantu mengembangkan
imajinasinya. Bantulah anak dengan membacakan buku-buku yang penuh imajinasi
dan bercerita menurut versi anda sendiri. Dengan demikian, anak akan tahu bahwa
tidak semua cerita bersumber dari buku dan ia pun dapat mengarang ceritanya
sendiri. Ingat, memberikan contoh adalah guru terbaik. Semakin anda tunjukkan
kepada anak bahwa anda suka membaca dan menulis, dan bahwa anda sangat senang
dan berminat dalam belajar, semakin besar keinginan anak untuk mencontoh anda.
Anak tertarik untuk meniru anda bila bersama-sama melakukan yang anda kerjakan.
Libatkan anak dalam membahas berita di halaman depan surat kabar, atau
sempatkan untuk menjelaskan isi buku yang sedang anda baca.
Akhirnya, ingatlah bahwa anda tidak dapat memaksa anak untuk ikut dalam
pengalaman belajar, dan jangan pernah mencobanya. Bila anda memandang proses
belajar belajar dengan cara yang sama dengan anak anda, yaitu sebagai suatu
permainan yang berkelanjutan, hidup dan menarik, maka anda berdua pasti akan
menikmatinya.
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dalam Proses Belajar-Mengajar
Banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Faktor ini
diantaranya adalah ketenangan, kesabaran, kasih sayamg, dan kebetahan siswa
dalam kelas. Selama ini sering kita jumpai di kelas ketika proses belajar
mengajar berlangsung, saat guru menerangkan beberapa murid asyik bercerita
dengan temanya, berjalan-jalan, atau bermain sendiri.
Tentu saja hal
seperti diatas bisa membuat guru merasa tersinggung dan tidak dihormati. Tetapi
mungkin juga guru merasa cuek,terserah yang penting sudah melaksanakan
kewajibannya. Pengalaman seperti itu merupakan hal menarik untuk disimak.
Sebagai guru kreatif, inovatif dan profesional tentu kita tidak ingin mengalami hal-hal seperti itu. Sebaiknya kita
belajar dan terus belajar supaya peristiwa tersebut tidak menimpa kita sebagai
guru.
Ø Pembelajaran yang monoton
Salah satu
faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan dikelas adalah guru yang selalu
monoton dalam mengajar. Mereka hanya menyampaikan pengetahuan secara sepihak tanpa
berusaha melibatkan mental psikologi anak.
Dalam Kegiatan
Belajar mengajar (KBM). Guru hanya memposisikan anak secara pasif. Siswa hanya
dipersiapkan menerima ilmu pengetahuan dari guru yang menggunakan metode
ceramah dengan program 30 CH (duduk,dengar,diam,catat, dan hafal). Seperti kita
ketahui siswa adalah makhluk unik, sehingga pendidik harus memiliki pemahaman
terhadap kebutuhan peserta didiknya. Sebagai guru profesional sudah selayaknya
berusaha meningkatkan penguasaan materi pembelajaran dengan beberapa pendekatan
yang bisa memberikan hasil belajar yang optimal.
Siswa usia SD dan SMP berada pada fase paling kreatif dalam hidup manusia karena mereka dalam usia bermain. Kenyataanya sejak pagi hingga siang, mereka harus belajar di
kelas dengan kondisi tersiksa, mereka tidak boleh bicara, tapi harus duduk
rapi, tangan di meja melihat bapak ibu guru menyampaikan materi. Oleh karena itu,
seorang guru yang profesional harus bisa mencari dan menggunakan metode yang
sesuai, sehingga suasana belajar di kelas tanpa tekanan.paksaan.
Ø Pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.
Sebagai seorang
kreator proses belajar mengajar, seharusnya guru mengembangkan suasana bebas
bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minat, bakat, serta mengekspresikan
ide-ide dan kreatifitasnya. Tapi pada kenyataanya masih banyak pembelajaran
yang cenderung bersifat teoritis dan tidak terkait dengan lingkungan siswa berada.
Kondisi seperti
ini menyebabkan peserta didik ( siswa ) jenuh dan tidak betah di kelas. Agar
tugas guru dalam KBM menjadi maksimal. Siswa merasa nyaman dan senang ketika
pembelajaran berlangsung, maka guru harus pandai meramu KBM tersebut.
PAIKEM merupakan
salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa membuat suasana di kelas menjadi
asyik dan efektif. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan menyenangkan.
Aktif
dimaksudkan dalam pembelajaran guru garus menciptakan suasana yang membuat
siswa aktif bertanya serta mengemukakan pendapat.
Peran aktif
siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kretif yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Inovatif, guru
harus mampu membuat perubahan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
berbagai metode, sehingga siswa merasa enjoy belajar.
Kreatif, juga
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan tentu saja suasana
belajar mengajar yang menyenangkan.
Dengan
pendekatan PAIKEM diharapkan siswa dapat memusatkan perhatian secara penuh pada
waktu belajar. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Secara garis besar
PAIKEM bisa digambarkan sebagai berikut, Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan
untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkit semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagi sumber belajar
untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
Ø Mengajar menggunakan bahasa cinta
Untuk membuat
suasana belajar dikelas menyenangkan dan menarik minat siswa untuk belajr lebih
giat, maka guru harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa.
Karena siswa itu sendiri sebagai manusia yang memiliki rasa cinta jangan sampai
membuat julukan negatif pada seorang guru gara-gara selalu marah dan berteriak
Bahasa cinta
merupakan salah satu kunci sukses bagi semua guru untuk membangun sebuah
hubungan yang indah dengan siswa agar tercipta suasana menyenangkan. Seorang guru dapat membangun hubungan
yang indah dengan siswa jika mau berbuat.
1. Mengakui kesalahan yang pernah
dilakukan
Guru adalah
sosok yang di kagumi, dihormati, sehingga akan menjadi sangat memalukan baginya
untuk mengakui kesalahan yang mungkin telah di perbuat kepada para siswanya.
Kewibawaan seorang guru akan terlihat dari apa yang telah ia lakukan. Sikap
mengakui kesalahan dan mau minta maaf menunjukkan kebersihan hati seseorang .
2. Pujian untuk meningkatkan
motivasi belajar
Jangan pelit
memberi pujian kepada siswa atas keberhasilan yang di capai. Setiap usaha yang
telah dia lakukan dalam pembelajaran tenyata mampu meningkatkan motivasi
belajar dengan memberi pujian berarti seorang guru sedang menumbuhkan
kepercayaan diri pada siswanya.
3. Memberi kesempatan berfikir
kreatif
Menanyakan dan
memberikan pilihan kepada siswa dalam proses pembelajaran akan membuat siswa
berlatih mengambil keputusam sendiri tanpa ada paksaan. Siswa akan terdidik
untuk berpikir kreatif dalam mencari pemecahan suatu masalah.
4. Mau menghargai orang lain
Kata terimah
kasih merupakan ungkapan yang bermakna luas, ketika seorang siswa mampu
mengatakan terimah kasih baik kepada teman atau gurunya berarti dia memiliki
kepekaan bahwa apa apa yang telah berhasil ia dapatkan bukan semata-mata
kehebatanya sendiri melainkan ada orang lain yang turut membantu. Dari sinilah
siswa dapat belajar untuk menyadari bahwa bekerja sama merupakan hal yang
sangat baik untuk di lakukan.
Dengan bahasa cinta, hubungan yang kaku antara guru dan murid sudah saatnya
di ubah menjadi hubungan yang harmonis penuh kasih sayang. Dengan demikian akan
mencetak calon-calon generasi yang unggul di masa mendatang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
mempelajari makalah ini, penulis dapa tmengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran orang
tua dan guru sangat diperlukan dalam membangkitkan semangat belajar siswa.
2. Guru harus
menciptakan suasan yang menyenangkan saat belajar di kelas agar siswa tidak
bosan.
3. Rasa percaya
diri sangat dibutuhkan oleh siswa dalam belajar.
4. Suasana
belajar merupakan factor utama dalam mencapai sasaran pembelajaran.
5. Belajar juga bisa dilakukan di luar kelas untuk mengganti suasana, agar
tidak membosankan.
B. Saran
Sebagai calon seorang guru, kita dituntut untuk bisa menciptakan suasana
yang menyenangkan dalam belajar, membangkitkan semangat dan rasa percaya diri
siswa. Jangan pernah mengejek siswa jika dia salah, melainkan siswa tersebut
harus semakin didorong agar tetap percaya diri dan bisa memperbaiki kesalahan.
Tag : Cara Mengajar Agar Menyenangkan Siswa
Baca juga artikel : Cara Mudah Sukses Belajar Matematika Matematika bagi sebagian orang dianggap sebagai mo...
Langganan:
Postingan (Atom)
Popular Posts
-
Kami sangat senang dengan kunjungan orang tua/wali santri, dan tamu. Namun untuk kebaikan kita bersama maka orang tua dan yang berkunjun...
-
Apakah di Pesantren sering terjadi masalah, mulai dari anak tidak betah, sakit, banyak sampah, tertular teman ? bagaimana solusinya ? ...
-
Selamat Datang Di PesantrenPengusaha.com Kamu Bisa Jago Ngaji, Bisnis dan Ahli Sedekah Bisa Pilih Program Beasiswa dan Reguler. Info Leng...
-
Berikut adalah nama - Nama Sekolah Islam Terpadu Unggulan dan Favorit di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Ta...
-
Kamu cari Penerimaan santri baru pesantren modern tingkat SMP IT, SMA dan SMK Pariwisata Tata Boga & DKV. Boarding dan Non Boarding Putr...
-
Berikut Nama - nama Santri yang berhak mengikuti Masa Orientasi Santri - MOS dan Mengikuti Daurah i'dadi - Mulia Leadership Training - ...
-
Dibuka DigitalPreneur Camp, program sangat cocok u anak yang sering main HP atau suka dg Laptop. Akan diajarkan cara keren menggunakan HP ...
-
Inikah yang anda cari ? Sekolah Alam Boarding School ? inilah Sekolah Alam Boarding School dan PesantrenBisnis.com Unggulan SMP IT dan ...
-
Adakah pesantren atau Sekolah boarding school yang membolehkan bahkan mewajibkan Bawa LapTop dan HP android, Mengapa ? ini dia sekola...
-
KAMI UCAPKAN SELAMAT DATANG DI PESANTRENBISNIS.COM (ENTREPRENEUR ACADEMY - PESANTREN WIRAUSAHA MANDIRI) ISTANA MUL...