Rabu, 16 Juli 2014

Adakah pesantren atau Sekolah boarding school yang membolehkan bahkan mewajibkan Bawa LapTop dan HP android, Mengapa ?

ini dia sekolah yang unik itu : Pesantren Bisnis (Entrepreneurs Academy) Berbasis Al-Quran dan Informasi teknologi (Wajib Bawa LapTop dan HP android). Pesantren bebas bisnis online, bebas berekspresi, bebas menyalurkan bakat, bebas polusi dekat gunung dan laut), bebas biaya bagi yatim dan dhuafa berprestasi. Kami Meyakini bahwa Semua Anak adalah BINTANG.  Daftar Online Klik disini

Berikut wawancara wartawan neraca dengan pendiri Pesantren Bisnis (Entrepreneurs Academy) Ayi Muzayini.

Raih Kekayaan Spiritual, Intelektual, dan Finansial
Ayi Muzayini E Kosasih

Sekolah Boleh bahkan Wajib Bawa LapTop dan HP androidJika banyak sekolah unggulan (boarding school) melarang anak didiknya membawa laptop, ponsel, juga android, yang dilakukan Ayi Muzayini E Kosasih justru sebaliknya.

Piranti teknologi informasi itu justru jangan dijauhkan, sebaliknya nak-anak harus diperkenalkan agar tidak gaptek (gagap teknologi), dan justru teknologi itu diperlukan sebagai bagian dari upaya meraih dunia. “Justru dengan piranti itu kita akan membawa anak-anak mengenal dunia untuk mengejar ilmu, ibadah, juga finansial. Jadi, basisnya Alquran dan teknologi,” kata Ayi, pemilik Grup Istana Mulia yang kini mulai merambah ke dunia pendidikan.

Dia pun menyatakan, jika bisa dikerjakan secara mudah, mengapa harus memilih jalan susah. Dicontohkan, dengan android, kita bisa membaca Alquran berikut terjemahan maupun lagunya. Dengan android, kita tidak perlu lagi membongkar belasan atau puluhan buku kumpulan Hadist. Dengan android pula, kita bisa menjalin jaringan tertemanan dan juga bisnis.

Bisnis? Ya, Ayi pun mencoba membuat format sekolah unggulan, yaitu Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Istana Mulia dengan memadukan tiga visi, yaitu spiritual, intelektual, dan financial (duit). Agar tak menyimpang dengan program pendidikan nasional, sekolah yang baru dibuka sejak 2013 ini pun juga mengacu pada kurikulum yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Itu sebabnya, Ayi menamakan sekolah atau pesantren ini sebagaientrepreneurs academy, yaitu sekolah bisnis yang memadukan kurikulum nasional dan kurikulum pesantren modern unggulan nasional dan internasional. “Namun, kami tidak hanya mengandalkan ijazah saja, tapi juga kemampuan lainnya, sebab, pada dasarnya setiap anak itu adalah bintang yang mempunyai kemampuan dan keunggulan yang berbeda-beda,” ujar lelaki kelahiran 6 September 1976 ini.

Itu sebabnya, sekolah berbentuk pesantren ini menerapkan pelajaran 40% indoor (di kelas) dan 60% mengeksplorasi sumber daya alam dan lingkungan, termasuk teknologi informasi. Lalu bagaimana mengontrol agar para anak didik itu tidak terpengaruh oleh dampak negatif internet? Ayi mengungkapkan, banyak rambu-rambu yang bisa diterapkan dan dipadu dengan berbagai kegiatan akademik, mentoring bisnis, kepemimpinan, talenta show, olah raga, juga Islamic games. Agar para siswa bisa menggunakan laptop dan androidnya, kata Ayi, siswa harus ‘membelinya’ dengan cara membacakan hafalan surat-surat dalam Alquran.

“Sasaran pendidikan kami adalah dengan metodologi integral yang memadukan IQ, EQ, dan SQ di sekolah, masjid, keluarga, masyarakat, dan kegiatan bisnis,” kata Ayi.

Yang hendak dikembangkan entrepreneurs academy adalah kecerdasan majemuk, yaitu IQ (intelligence Qoutient) atau nilai kecerdasan seseorang, lalu EQ (emotional quotient) atau kecerdasan emosional dan SQ (spiritual quotient) atau kecerdasan spiritual. Untuk EQ dan SQ, sebagian berpendapat lebih tepat dengan istilah emotional intelligence(EI) dan spiritual intelligence (SI). Selain itu, ada empat program pendidikan yang mengacu pada empat sifat Nabi Muhammad SAW, yaitusiddiq (kebenaran), amanah (kepercayaan), tabligh (menyampaikan), dan fathonah (kecerdasan).

Pendidikan Anak

Ayi sudah malang melintang ke berbagai negara. Awalnya, dia telah mengenyam pendidikan di pesantren selama 15 tahun. Enam tahun di pesantren tradisional, enam tahun di pesantren modern, dan tiga tahun di pesantren internasional di Kuwait. Di pesantren di Kuwait, Ayi sering mendapat hadiah perjalanan keluar negeri. Pengetahuannya di bidang agama dan motivasi, membuat Ayi sering diminta menjadi narasumber di berbagai instansi pemerintah maupun perusahaan swasta

Usaha yang pertama kali digelutinya adalah merintis perusahaan agen perjalanan. Itu sebabnya, karena sudah banyak tahu trik-triknya, dia pun mengadakan program pesantren kilat ke luar negeri. Yang sudah dilakukan adalah pesantren kilat di Singapura dengan biaya sangat murah. “Dengan dana Rp 1,5 juta, anak-anak bisa mengikuti pesantren kilat di Singapura selama sepekan,” ujarnya.

Awal mula melirik ke sektor pendidikan, adalah saat hendak mencarikan sekolah yang bermutu bagi anaknya yang pertama, Abdullah Azzam Al-Muzaini. Merasa belum ada sekolah yang cocok, dia pun bertekad untuk membangun sekolah baru buat sang anaknya. Dia pun mengungkapkan, saat mengenyam pendidikan tahun pertama, sang anak sudah mampu menjebol kartu kredit ayahnya yang bernilai jutaan rupiah. “Itu artinya, kita bisa mengasah kemampuan sang anak tidak hanya pintar mengaji, atau matematika, tapi juga fasih berbahasa, dan menguasai teknologi,” kata penulis buku best seller ‘Indahnya Berbisnis dengan Allah’ ini.

“Kami bertekad ingin membentuk insan mulia yang berakhlak, jujur, bersih, empatik, yang memiliki kemampuan kepemimpinan (leader), kewirausahaan (entrepreneurship), manajerial, visioner, dan optimistis. Jadi ini akan menjadi sekolah bisnis dan sekolah pepemimpinan unggulan nasional,” tutur Ayi yang pernah menjadi juara lomba pidato tingkat pelajar se Jabodetabek.

Untuk angkatan kedua tahun ini, 2014-2015, pesantren menerima siswa tiga kali dari angkatan pertama. Mereka datang dari berbagai penjuru Tanah Air. Ada yang dari Bandung, Jakarta, Depok, Riau, Pontianak, Balikpapan, Bengkulu, juga Manado. “Yang kami prioriaskan adalah mereka yang mau datang ke kampus ini, walaupun pendaftarannya dapat secara online,” katanya kepada Neraca.

Apa resep hingga seluruh angkatan pertama tak berkurang, dan bahkan angkatan keduanya membludak? Menurut Ayi yang juga dipanggil ustad, adalah bagaimana para siswa betah tinggal di pesantren. Memang, suasana di kampus itu tidak seperti pesantren atau sekolah pada umumnya. Arsitekturnya dibuat seperti vila yang teduh karena dirindangi pohon-pohon besar. Ada kolam ikan yang bisa dipancing setiap saat. Ada pohon buah-buahan yang anak-anak juga bebas menikmatinya. Suasana kampus seperti studio alam. “Dulu pohon durian di sini, tak banyak buahnya, kalaupun berbuah, tak ada rasanya. Sekarang, bahkan dahannya ada yang patah karena kebanyakan buah, rasanya pun juga legit,” tuturnya

Lalu? Anak-anak banyak bermain di alam, termasuk outbound di gunung dan di pantai. Lokasi pesantren hanya 2,5 km dari pantai. Anak-anak yang berprestasi, secara bergantian akan menempati vila terbaik bak istana raja atau hotel bintang lima. Mereka juga sudah diperkenalkan dengan tata kenegaraan. Misalnya, ada presiden, ada menteri, ada pula bupati. Setiap anak berkompetisi untuk mendapatkan kedudukan tertinggi dengan cara berkampanye. Struktur itu dibentuk di asrama. Jadi, ada presiden atau ketua asrama, lalu menteri PU yang urusan kebersihan, juga kapolri yang menangani masalah ketertiban. “Semua di bawah badan eksekutif siswa terpadu (BEST),” kata Ayi.

Obsesi besar dia adalah, selain mengembangkan SMPIT, nanti juga akan mendirikan sekolah menengah kejuruan Islam terpadu (SMK-IT) maupun perguruan tinggi Islam berbasis bisnis. Program itu akan dirintis hingga 2025. Bukan itu saja. Ayi bercita-cita mengembangkan pesantrennya berdiri di 33 provinsi. Saat pertama kali pesantren Istana Mulia itu dibuka, luas lahannya hanya 2 hektare di Kampung Nangkabeurit, Desa Bantarwaru, Jalan Raya Karang Bolong – Jambu, Cinangka, Serang, Banten. Angkatan pertama, sudah ada 18 siswa, termasuk anaknya sendiri. Bangunannya hanya masjid, asrama, dan satu lokal kelas. Nantinya, lahan pesantren atau dikembangkan menjadi 25 hektar. Ada danau buatan yang mampu menampung ribuan ikan.

Yang ditampung tentu saja bukan orang kaya saja. Tapi, pesantren juga memberikan pendidikan gratis kepada anak yatim yang berprestasi. “Semua kami didik agar menjadi insan mulia yang mengikuti sikap Nabi, menjadi wira usaha dan orang kaya, tapi berjiwa dermawan, karena banyak bersedekah.” Itu tekad Ayi yang masa kecilnya dihabiskan di kampung kelahirannya, Kampung Mariuk, Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, 78 km dari Pelabuhan Ratu. (saksono)

http://www.neraca.co.id/article/42801/Raih-Kekayaan-Spiritual-Intelektual-dan-Finansial

0 komentar:

Popular Posts

Arsip SMP IT Istana Mulia Boarding School



Bookmark and Share